EMIEL HULLEBROECK : Komposer Lagu Folk Flemish dan Konsernya di Societeit De Eendracht Magelang


Emiel Hullebroeck adalah seorang komposer lagu folk Flemish yang lahir di bagian negara Belgia berbahasa Belanda (Flemish) pada 20 Februari 1878. Ia adalah salah satu tokoh musik folk yang terkemuka pada paruh pertama abad ke-20 dengan ciri khasnya berupa lagu - lagu romantis yang mengandung unsur nasionalisme. Selain itu, Emiel juga adalah seorang penyanyi dan pelatih grup paduan suara yang sudah banyak memenangkan festival di Belgia dan Perancis.
Dalam bidang sosial dan kemasyarakatan, Emiel Hullebroeck adalah tokoh dibalik berdirinya organisasi seniman di Eropa seperti, Asosiasi Komposer Flemish, Federasi Seniman Flemish dan juga editor majalah “Muziek Warande : tjidschrift voor muziekminnende Vlamingen”. Selain itu ia juga sangat peduli dalam hal kemanusian yang dibuktikan dengan kunjungannya ke Hindia Belanda selama 6 bulan antara tahun 1915 - 1916 yang bertujuan untuk pengumpulan dana untuk membantu Palang Merah bagi korban perang dunia pertama di Front Eropa.
Kunjungan Emiel ke Hindia dipromotori oleh Agent Max van Gelder asal Amsterdam dimana ia dijadwalkan akan menggelar konser sebanyak 110 kali dan menyanyikan kurang lebih 2500 lagu diberbagai kota di Hindia Belanda dimana banyak dihuni oleh warga Eropa. Sebut saja kota - kota besar seperti Batavia, Buitenzorg (Bogor) Surabaya, Makasar, Deli (Medan), Cirebon dan tak ketinggalan juga kota kecil seperti Cimahi dan Magelang pernah disambanginya. Kebanyakan konsernya tersebut bisa berlangsung berkat adanya organisasi Kunstkring (semacam organisasi kesenian lokal) yang tumbuh di kota - kota tersebut. Pertunjukan Tuan Emiel Hullebroek sering dilangsungkan di gedung - gedung schowburg dan societeit yang memiliki setidaknya gedung atau ruang pertunjukan (concertzaal).
Concertzaal (ruang konser) Societeit De Eendracht pada 1910
Tuan Emiel Hollebroeck tiba bersama dengan istrinya di Hindia Belanda pada 15 September 1915. Konsernya di Hindia ini berlangsung selama kurang lebih 6 bulan hingga bulan Februari 1916. Setelah dari Hindia Belanda ini, ia akan melanjutkan tur konsernya di beberapa negara lain seperti Jepang, Cina dan Amerika sebelum kembali pulang ke Eropa.
Seperti yang dilaporkan dalam surat kabar Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie yang terbit pada 2 November 1915, Tuan Emiel Hollobroeck menggelar konser musiknya di Societeit De Eendracht, Magelang pada malam 1 November 1915 dan mendapatkan sambutan yang sangat meriah dari publik di Magelang. Penonton merasa sangat senang dan puas dengan pertunjukan beliau.
Berdasarkan catatan perjalanannya selama di Hindia Belanda yang kemudian dibukukan dengan judul “Insulinde” pada 1917, ia menceritakan bahwa konser - konsernya di Hindia biasanya diawali di petang atau malam hari dengan diiringi alat musik berupa piano (yang biasanya dalam keadaan sudah usang) dan kemudian diakhiri dengan menyanyikan lagu nasional Flemish, “De Vlaamsche Leeuw” sebagai wujud patriotismenya.
Tuan Emiel Hullebroeck
Selama kunjungannya di Magelang, tuan Emiel juga sempat bertamasya ke Candi Borobudur. Dalam bukunya itu, ia juga menuliskan informasi - informasi terkait candi Borobudur dan berbagai macam industri yang ada di Hindia Belanda.
Ternyata kunjungannya ke Hinda Belanda pada kurun waktu 1915 - 1916 cukup memberikan dampak terhadap kehidupan bermusiknya. Tuan Emiel Hullebroeck sangat tertarik pada musik tradisonal seperti gamelan dan keroncong. Sepulangnya ke Eropa, ia banyak memberikan ceramah yang berkaitan dengan musik folk di Hindia, terutama musik Keroncong.
Buku "Insulinde" yang berisi catatan perjalanan Emiel Hullebroeck selama di Hindia Belanda
Emiel Hullebroeck berhasil melewati dua kali perang dunia pada 1919 dan 1945. Ia meninggal dunia pada 26 Maret 1965.
Sumber :
Het Niewus van den dag voor Nederlandsch-Indie terbitan 2 November 1915
Bataviaasch Niewusblad terbitan 8 Februari 1916 dan 5 Januari 1916
De Preanger Bode terbitan 25 Oktober 1915, 29 Januari 1916, 22 Februari 1917
Jurnal “Three travelers in Insulinde : a comparative reading of travel books bu C. Louis Leipoldt, Aletta Jacobs and Emiel Hullebroek
Buku “Merenungkan Gema : Perjumpaan Musikal Indonesia-Belanda”
Buku “The Nazi-Fascist New Order for European Culture”
Buku “Recollecting Resonances : Indonesian-Dutch Musical Encounters”

Komentar