ABATTOIR MAGELANG : Tempat Penjagalan Hewan Modern pada Masanya



Sebagai salah satu tindak lanjut dari implementasi undang - undang desentralisasi pemerintah Batavia, Magelang yang baru saja memiliki status baru yaitu Gemeente pada 1 April 1906, mulai membangun berbagai macam fasilitas publik untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakatnya. Salah satu fasilitas publik yang paling awal dibangun setelah perubahan status ini adalah Abattoir atau Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
Tujuan dari pembangunan Abattoir ini tidak lain adalah untuk menjaga kualitas kesehatan ternak dan daging yang layak konsumsi bagi masyarakat. Selain itu dengan didirikannya abattoir ini pemerintah Gemeente Magelang juga ingin mempromosikan standar baru kesehatan hewan ternak kepada para peternak di kampung - kampung sehingga nantinya para peternak mau untuk menjagalkan ternak mereka di Abattoir yang baru ini.
Berdasarkan surat kabar Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, pembahasan mengenai pembangunan abattoir ini dimulai pada bulan Juni 1909. Kendala yang dihadapi oleh dewan kota pada waktu itu adalah kurangnya dana pembangunan sehingga Tuan J.M.J. van Eijck (pemilik toko Manusje van Alles) sebagai komite keuangan mengusulkan untuk meminta pinjaman kepada masyarakat Magelang dan luar kota Magelang. Dana pinjaman yang dibutuhkan untuk membangun ini adalah sebesar f 15.000. Kepastian keputusan untuk meminta pinjaman dana tersebut baru mendapat ratifikasi dewan kota pada 8 September 1909.
Draft rancang bangun dari Abattoir Magelang ini dibuat pada 1 Juli 1910 dan diberikan kepada Arsitek BOW Direktur Pekerjaan Regional Wilayah Priangan L. OF Dur TAS. Sebelumnya, Direktur Pekerjaan Umum Magelang, arsitek PJ van Der Ham sudah mengunjungi dua abattoir di Solo dan Kediri. Ia mengadopsi beberapa desain dari abattoir di kota - kota tersebut dan menyesuaikannya dengan kondisi di Magelang.
Rencana pembangunan Rumah Potong Hewan (Abattoir) Magelang ini baru diketok palu oleh dewan kota pada bulan september tahun 1910 dengan menghabiskan dana sebesar NLG 24.000 dengan kekurangan sebesar NLG 9600 yang harus dipinjam.
Abattoir Magelang ini berdasarkan draft rancang bangunnya dilengkapi dengan sumber air yang mengalir yang digunakan untuk menggelontorkan darah, kotoran serta sisa penyembelihan. Sumber airnya diambil dari Manggis Leiding serta sumur yang ditampung dalam tandon menara air.
RPH Magelang ini melayani penyembelihan Babi, Sapi serta Kerbau dimana mayoritas penjagalnya adalah umat muslim. Berdasarkan peta tahun 1946, Abattoir Magelang terletak diselatan pasar Redjowinangun dan bersebelahan dengan saluran irigasi Manggis Leideng. Selain itu, pemilihan lokasi Abattoir ini juga terletak tidak jauh dari pemberhentian Jalur kereta api milik NIS dengan jalur lintas Djokdjakarta - Magelang - Wilhem I.
Kasus menjangkitnya penyakit kuku dan mulut pada hewan ternak pernah juga terjadi juga di Abattoir Magelang pada tahun 1931 dan untungnya dapat dideteksi dengan cepat.
Sejauh ini saya belum menemukan foto Abattoir Magelang ini di KITLV ataupun sisa - sisa bangunannya sekarang. Lokasi Abattoir sekrang kemungkinan sudah menjadi kompleks Pasar Rejowinangun baru atau pun Ruko.
Mohon maaf jika masih ada banyak kekurangan dalam analisa dan intepertasi data. Terima Kasih.
- Chandra Gusta W -
Sumber :
- Indisch Bouwkundig Nederlandsc Indie Zeventiende Jaargang Juni 1914 No 6 transliterasi dari Muhammad Gilang Syarifudin
- Town plan of Magelang / compiled from a Dutch map by War Office Creator : Great Britain. War Office. 1946
- Surat Kabar Bataviaasch nieuwsblad terbit pada 17 September 1910
- Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië terbit pada
2 Juni 1909
- Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië terbit pada 23 Oktober 1909
- Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië terbit pada 21 November 1931

Komentar