Ada Apa sih di Jalan Magelang? (Seri Monumen)

MBLUSUSK - MBLUSUK MEN!!!

Terletak dipinggir Jalan Magelang persis diperempatan Palbapang, sebuah monumen perjuangan yang kurang terperhatikan diam membisu. Mungkin oleh pengendara yang melintas, mereka tidak begitu "ngeh" kalau ada sebuah monumen dipinggir jalan itu. Dan lebih fokus pada lampu lalu lintas yang berada disebelah monumen ini. Adalah monumen Palbapang yang menyimpan kisah pejuang yang gugur ditangan tentara Belanda pada waktu Agresi Militer Belanda II. 


Monumen Palbapang


DESTINATION UNLOCKED!! Monumen Palbapang!!

Monumen palbapang berada persis di persimpangan/perempatan jalan Palbapang yang menghubungkan Turi-Magelang-Jogja-Wates. Lengkapnya berada di Dusun Palbapang Tempel, Lumbungrejo, Tempel, Sleman. Monumen ini berbentuk berupa bangunan berundak dengan monumen utama yang berbentuk semacam bidak catur berupa Benteng. Dimonumen tersebut, terukir nama pahlawan-pahlawan yang gugur dalam tragedi palbapang.


Bentuk bidak catur  benteng

Monumen yang bersebelahan dengan padatnya lalu lintas Jalan Magelang

Dari sudut lain gunung Merapi bisa terlihat dari Monumen Palbapang

Syahdan,
Pada waktu Class II tahun 1949, tentara Belanda menduduki kota Yogyakarta, sehingga pasukan–pasukan tentara RI menyingkir keluar kota. Satu batalyon tentara yang menyingkir/ lari dari kota Yogyakarta bermarkas di dukuh Tempel, Desa Lumbungrejo tepatnya di Balai desa Lumbungrejo. Baru sekitar tiga hari di desa Lumbungrejo mereka mengirimkan dua tentara penghubung ke kota untuk mencari informasi situasi. Tetapi dua tentara penghubung tertangkap Belanda di daerah Palbapang, keduanya dibunuh dengan dipenggal kepalanya oleh Belanda. Sehingga pejuang yang bermarkas di desa Lumbungrejo kehilangan kontak/informasi tentang keberadaan tentara Belanda. Kemudian desa Lumbungrejo diserbu tentara Belanda dari arah kota secara mendadak dan terjadi kekacauan karena kehilangan penghubung, pasukan pejuang kita bergerak mundur ke arah Selatan (arah Godean) tetapi ada 8 orang yang tertinggal di utara jalan raya di perempatan Palbapang dan bersembunyi di parit bawah jalan raya. 


Para pejuang yang berjaga-jaga menghadang Belanda yang datang dari arah Magelang

Pada saat itu ada kuda yang terjebak didepan konvoi tentara Belanda. Karena menghalangi jalannya konvoi maka kuda ditembak oleh Belanda dan bangkainya diseret ke pinggir/parit, sehingga pejuang yang sedang bersembunyi di selokan/parit bawah jalan ketahuan Belanda dan gugur ditembak. Penduduk sekitar tidak berani merawat mayat karena Belanda bermarkas di sebelah timur jembatan Krasak. Kurang lebih selama 3 bulan mayat pejuang yang tidak dirawat tersebut hilang terbawa air parit/selokan (air hujan). Identitas ke delapan pejuang yang gugur tidak diketahui pasti, sehingga pada saat pendirian monumen nama yang tercantum dalam monumen bukan nama yang sebenarnya gugur di Palbapang.


 Ilustrasi tentara Belanda oleh komunitas Djokjakarta 1945

  Ilustrasi oleh komunitas Djokjakarta 1945

 Ilustrasi pejuang yang gugur oleh komunitas Djokjakarta 1945

Nama-nama yang gugur yang tertera di monumen :
1. Komari
2. Radimin
3. Abu Darto
4. Kasimin
5. Dulhadi

Hitler berkata, "The man who has no sense of HISTORY, is like a man who has no eras or eyes"
Sumber: Djokjakarta1945.blogspot.com

Komentar