Tidar, Saksi Bisu Denyut Perkembangan Magelang
"Gunung itu adalah paku atau
pusar, melalui ujung paku ini pulau Jawa dikokohkan. Gunung ini tidak
hanya memberi kesan kepadaku dan juga banyak orang lain bahwa terdapat
reruntuhan sebuah candi besar yang terpendam. Dugaan itu diwujudkan
dengan penggalian yang mana hasilnya adalah negatif. Tidar memberikan
sebuah alasan atas dugaan itu. Dia berdiri terisolir didataran antara
barisan Merapi dan Sumbing.."
Catatan harian Dr. H. Breitenstein dalam buku 21 tahun di Hindia, bagian ke-2 : Jawa
Salam Mblusukmen!!
Semenjak masa kolonial, Gunung Tidar dan sekitarnya sudah menjadi lokasi yang menarik perhatian. Berbagai kegiatan dan alih fungsi kawasan gunung Tidar terekam baik dalam foto – foto lama. Dari kumpulan foto inilah, kita bisa melihat perkembangan Tidar dan denyut nadi perkembangan Magelang.
Foto
dari puncak Gunung Tidar pada tahun 1926. Petak -petak persawahan yang
sama pada lukisan tahun 1830 masih bisa dilihat pada tahun dimana foto
ini dibuat.
Tidak
seperti Gunung Tidar yang kita kenal sekarang ini, dahulu Gunung Tidar
adalah sebuah bukit gundul yang hanya ditumbuhi oleh rumput liar.
Kawasan bukit Tidar baru mengalami reboisasi pada tahun 1960an. Akan tetapi, menurut koran
NIEUWSGIER - OCHTENDBLAD VOOR INDONESIË - 14 Augustus 1953, penanaman
pohon di bukit Tidar ini terlaksana pada tahun 1953.
Gunung Tidar yang masih terlihat gundul. Sumber: KITLV
Foto
Gunung Tidar tahun 1921. Masih terlihat kawasan kaki Tidar yang lapang
dan menjadi lokasi menggembala ternak. Gunung Tidar masih terlihat
gundul tanpa vegetasi pepohonan.
Sumber: Postingan Endo' Purnomo, 23 Mei 2014. Grup FB KTM
Sumber: 1001wisata.com
Sebagai
kota yang yang berada dipersimpangan antara kota - kota penting lain di
Midden - Java (jawa bagian tengah), maka dibangunlah
basis militer yang kuat untuk menjaga pertahanan dan kesetabilan
pemerintah Hindia Belanda di bumi Magelang. Semenjak pecahnya perang
jawa (Java Oorlog) yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, dikawasan
Tidar sudah dubangun tangsi militer dan benteng untuk menghambat gerak
laju sang Pangeran.
Sebagian
peta JAVA - OORLOG (Perang Jawa atau Perang Diponegoro) Tooneel Van de
Krijgsverrichtingen in Het Campagnejaar (1829-1930)
Menurut salah satu anggota KTM (Komunitas Kota Toea Magelang) pak Didotte, Kota Magelang ditandai dengan dua simbol,
yaitu Bendera Belanda dan Segi Empat yang separuh miringnya diblok hitam. Simbol
Bendera Belanda menunjukkan bahwa Magelang adalah Hoofdkwartir, Markas Besar
Militer di Daerah, mungkin kalau sekarang Kodam Simbol Segi Empat yang separo
miringnya diblok hitam, menunjukkan bahwa di
Magelang ditempatkan tentara Infanterie, Artillerie dan Cavalerie. di Magelang juga
ditempatkan tentara Pioniers (pasukan khusus atau pemukul) dan Hulptroepen atau
tentara pembantu yang terdiri dari orang-orang Madura.
Memasuki
era setelah berakhirnya perang jawa, kawasan Gunung Tidar masih sering
digunakan untuk latihan militer dan aneka kegiatan yang berhubungan
dengan acara resmi pemerintah Hindia Belanda. Sebagai contoh foto parade
serdadu KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) alias Tentara Hinda Timur Kerajaan Belanda. Parade tersebut diadakan untuk memperingati Koninginnedag (Queen’s Day,
Hari Ratu), ulang tahun Ratu Wilhelmina pada 31 Agustus sekitar tahun 1920an. Para peserta parade, baik penunggang
kuda maupun yang serdadu biasa berdiri berjajar dengan mengenakan pakaian milliter khas kerajaan Eropa, lengkap
dengan selempang di pundak, pedang di pinggul kiri, dan topi bermahkota jambul.
Kartu pos bergambar lapangan Tidar pada 31 Agustus.
Sumber: Dokumentasi Pak Didotte
Parade di lapangan Tidar pada 31 Agustus.
Sumber: Dokumentasi Pribadi Pak Didotte
Pasca
berakhirnya Perang Dunia I (The Great War) di Eropa, pertahanan di
daerah jajahan Belanda menjadi semakin ditingkatkan. Latihan dan
simulasi perang dengan menggunakan topeng gas untuk menghadapi serangan kimia bisa dilihat pada foto serdadu KNIL berikut.
Keterangan pada foto: Militer sedang mengadakan latihan Palang Merah untuk menghadapi serangan senjata kimia di gunung tidar 1937 (Tropenmuseum)
Atraksi ketrampilan serdadu KNIL dalam latihan di Tidarterrein.
Sumber: KITLV
Pada tanggal 19 April 1937, lapangan Tidar pernah pula digunakan sebagai arena latihan pemadam kebakaran
Sumber : KITLV

Pada tanggal 19 April 1937, lapangan Tidar pernah pula digunakan sebagai arena latihan pemadam kebakaran
Sumber : KITLV
Selain
sering dijadikan area latihan militer, Tidarterrein (lapangan Tidar)
juga sering dijadikan tempat rekreasi warga kota Magelang. Warga kota
Magelang bisa sekedar berjalan / hiking ke puncak Tidar untuk menikmati
pemandangan Maha-Gelang (Magelang) seperti para tuan dan nyonya pada
foto berikut.
Johanna Gerarda Jacoba (An) Wiegmans op de goenoeng Tidar bij Magelang 1927 08 02.
Bagi
teman-teman KTM tentu sudah tidak asing dengan sosok wanita ini. Mbak
Johanna adalah sosok yang sangat sering ditemukan dalam foto-foto
mengenai Magelang tempo dulu. Bisa dilihat vegetasi puncak Tidar yang
berupa rumput - rumput liar.
Sumber: KITLV
Seorang dewasa dan anak kecil di puncak Gunung Tidar. Kira - kira tugu ini sekarang menjadi apa ya?
Sumber: old.buitenkampkinderen
Selain itu, lapangan Tidar juga pernah dijadikan sebagai arena pacuan kuda yang pada sisi lapangannya didirikanlah
sebuah panggung untuk area penonton.
Keterangan foto : Stallen van de paardenraces
voor de Tidar bij Magelang. Dalam kalimat tersebut, kata stallen atau istal tentunya
menunjuk pada bangunan panjang pada foto, dimana acara yg dilaksanakan adalah
paardenraces atau pacuan kuda.
Foto diambil pada tahun 1892 di kaki bukit Tidar, Magelang. Sumber : KITLV
Bord
met deelnemers aan de paardenraces in Magelang op Midden-Java (peserta
dalam pacuan kuda di Magelang di Jawa Tengah), Gunung Tidar 1925
Sumber: Tropenmuseum
Selain
pernah menjadi arena pacuan kuda, lapangan di kaki Gunung Tidar ini
juga pernah menjadi lokasi ajang unjuk kebolehan para penggila
kecepatan. Para pengendara sepeda motor pernah memacu mesinya
dilapangan Tidar pada tahun 1930an.
Suasana
sebuah reli motor di Magelang pada kisaran tahun 1930an. Tampak seorang
peserta lomba sedang berhenti dan di tonton oleh banyak orang di depan
sebuah jalan yang bernama Grooteweg Noord Pontjol [sekarang Jl. A Yani
Poncol]. Kemungkinan peserta
reli motor berhenti disini dan kemudian melanjutkan perjalanan ke
Lapangan Tidar. Sumber: Foto Koleksi Pribadi Bagus Priyana
Balap motor di lapangan Sekip di bawah bukit TIDAR Magelang tahun 1936.
Sumber : Dokumentasi Pribadi Bagus Priyana
Garis Start acara reli motor dilapangan Gunug Tidar.
Sumber: Koleksi Pribadi Bagus Priyana
Kawasan
lapangan Tidar juga pernah dijadikan landasan pesawat terbang dan area
latihan menembak. Suatu hal yang sulit untuk dibayangkan jika melihat
kondisi kawasan Tidar pada masa sekarang. Menurut Soerabaijasch Handelsblad tertanggal 15 Desember 1938, lokasi landasan pesawat militer bukan di puncak Tidar atau timur bukit melainkan di sepanjang jalan utama di barat bukit Tidar (depan warung Voor de Tidar), sementara di sisi utara Tidar untuk latihan menembak atau schietbaan. Masyarakat Magelang sering menyebutnya lapangan SKIP karena kesulitan pelafalan.
Dalam
foto adalah Mr. Wagner yang bersiap untuk lepas landas dengan sebuah
pesawat terbang pada 2 Oktober 1933. Tuan Wagner lepas landas dari
lapangan terbang di kaki Gunung Tidar untuk mengamati aktivitas Gunung
Merapi. Kemungkinan Mr. Wagner mengamati puncak Merapi setelah tiga tahun sebelumnya pernah meletus dahsyat. Sumber: Postingan Tommy Yudistyo, 6 September 2015, Grup FB KTM.
Bukan hanya pesawat - pesawat kecil saja yang pernah mendarat di lapangan terbang di kaki gunung Tidar. Sebuah pesawat fixwing sejenis Pesawat C3 Dakota bermesin gandapun konon pernah mengicipi landasan rumput di sini.
Pesawat besar bermesin ganda yang diduga pernah mendarat di Lapangan Terbang Tidar
Sumber : Postingan foto Freddy Sudiono Uwek, 30 November 2011 Group KTM
Bahkan menurut Koran De Indische terbitan tahun 1937, satu squadron pesawat pembom pernah mendarat di Lapangan Terbang Tidar. Pesawat ini bernama Gleen - Martin.
Satu skuadron pesawat pembom "Glenn Martin" mendarat di
"hulpvliegveld" - lapangan Tidar - Magelang. Sumber : Koran :De Indische courant - 13 Maret 1937 oleh Alm Tony
Kusmahadi 13 Juli 2012 Group KTM
Foto udara Magelang tahun 1940. Kemungkinan foto udara ini menaiki pesawat yang tinggal landas dari lapangan udara TIdar.
Sumber: KITLV
Foto udara Magelang 1930an menghadap arah kompleks Karesidenan di daerah Cacaban
Sumber: Tropenmuseum
Lapangan Tidar (foto menghadap arah barat / Gunung Sumbing) 1920/30an. Sebagai perbandingan lapangan tidar dari tahun ke tahun.
Sumber : Europeana dan Google Earth oleh Alm. Mas Tony Kusmahadi
Komparasi suasana sekitar Gunung Tidar antara dulu dan sekarang.
Sumber: Foto lama Museum Jendral Soedirman dan foto baru koleksi pribadi
Demikianlah rekam jejak perjalanan Gunung Tidar dari masa kolonial. Semoga informasi ini bermanfaat.
Salam Mblusukmen!
Komentar
Posting Komentar